Kasus bullying semakin hari semakin bertambah tak terkontrol. Sebenernya apa aja jenis bullying? Apa penyebabnya? Gimana cegahnya? Gimana anak biar ga bully orang lain?
Sebelum kita bahas lebih jauh, kita bahas dulu apa itu bullying. Jangan-jangan, kita udah sana sini koar-koar anti bullying, padahal kita sendiri ga sadar kita juga melakukan bullying ke orang lain.
Bullying adalah penindasan, bisa menggunakan kekerasan, ancaman, paksaan, untuk mengintimidasi orang lain. Ga cuma fisik, tapi bisa juga secara psikis, verbal, dan cyberbullying. Ga cuma di sekolah, bullying bisa terjadi di mana saja. Termasuk di sosmed.
Kita bahas satu persatu jenisnya. Banyak dari kita yang mikir bullying sebatas kekerasan fisik ke orang lain, padahal ga cuma itu. Bisa juga secara psikis, yakni penindasan yang membuat korban trauma, ketakutan, depresi, cemas, dan stres.
Misal bullying secara psikis: kita mengintimidasi orang tanpa kontak fisik, bisa dari kontak mata, ancaman, pengucilan, menyebarkan fitnah, dll. Banyak nih korban yang ga ketauan kalau dia dibully, karena ga ada bukti luka di fisik dia. Luka dia di hatinya 💔
Bullying fisik: penindasan dengan kontak fisik yang menimbulkan sakit fisik, cedera, atau penderitaan fisik lainnya. Contoh yang nyata: Audrey, meski aku yakin Audrey ga cuma dapet bullying fisik, mungkin juga psikis, verbal, dan mungkin cyberbullying juga.
Contoh lain bullying fisik adalah memukul, menampar, menjambak, menendang, dan banyak lagi, pelecehan juga bisa termasuk bullying lho. Terus juga merusak/sengaja menyembunyikan/mengambil barang orang lain juga bisa dikategorikan sebagai bullying fisik
Bullying verbal. Niiiih yang mulutnya ga bisa diatur. Ati-atii. Jangan-jangan, kita juga termasuk pelaku bullying? Bullying verbal adalah bullying yang menggunakan kata atau bahasa untuk mengintimidasi korban. Contoh: mengejek, nyindir, juliiiid.
Contoh paling sering ditemuin adalah nyindir/ngejek soal penampilan fisik, gender, ras, agama, dan lain-lain. Yang suka jelek-jelekin pendukung capres lain hayooo ati-ati mulutnya dijaga, apalagi kalau sampe nyangkut sara.
Cyberbullying. Nah ini yang paling rawan dilakuin oleh kita para netizen. Cyberbullying adalah segala bentuk bullying dilakukan dengan media elektronik, misal: sms, email, semua jenis medsos, aplikasi chat, dll.
Contohnya ngepost foto/video korban dan mempermalukan korban, memberikan komentar yang ofensif, mengirimkan pesan yang abusif, hack akun korban lalu melakukan tindakan yang merugikan korban, menyebarkan fitnah via elektronik, dll
Yuk renungin sama-sama, kita pernah gini juga ga?
Apa sih penyebabnya? Ada buanyak. Kita bahas satu-satu dari yang internal sampe eksternal ya. Kalau ada yang kurang, kalian bisa nambahin.
Faktor internal: ada buanyak banget yang bikin seseorang jadi bully orang lain. Misal: empati yang rendah, toleransi yang rendah, temperamen yang cenderung emosional, anger management yang rendah, self control rendah, dll. Kepribadian ini membentuk seseorang menjadi pelaku bully.
Faktor eksternal: keluarga, teman sebaya, iklim sekolah, iklim lingkungan, media, histori pernah dibully orang lain, dll. Kita bahas satu-satu sebisa aku ya.
Keluarga: pelaku bully sering banget berasal dari keluarga yang bermasalah. Misal, orang tuanya kdrt, menghukum anak secara berlebihan, atau punya saudara yang agresif, dll. Dari sini anak secara ga langsung menirunya dan melampiaskan ke orang lain yang lebih lemah.
Teman sebaya: duh ini ngaruh banget. Anak dari keluarga baik-baik, bisa banget terpengaruh sama temen-temennya yang pelaku bully, biasanya dia cuma ikut-ikutan biar diterima oleh temennya atau biar dianggep keren. Biasanya kan geng bully itu yang paling berkuasa kan ya di sekolah
Iklim sekolah: ini juga ngaruh, biasanya sekolah yang terlalu banyak murid, guru-gurunya kurang bisa menghandle murid-muridnya karena ga fokus. Akhirnya, kalau ada kasus bully susah ketauan, atau diselesaikan dengan tidak tuntas. Akhirnya murid lain mencontoh dan anggep itu wajar
Iklim lingkungan: sebelumnya aku udah bilang kan, bully bisa terjadi di mana aja. Misal selain sekolah, ya kantor, kampus, komunitas, atau bahkan rumah sendiri. Iklim yang ada itu berpengaruh banget, apalagi dari tahun ke tahun ada “tradisi” bully. Contoh: OSPEK, atau MOS
Banyak banget kan sekarang entah kantor/komunitas/lainnya yang menganggap bahwa senior harus “mengorientasi” juniornya, dengan alasan biar mereka mentalnya kuat, biar mereka bisa belajar. Padahal mah banyak cara lain woooy.
Media: sinetron sekarang, film-film sekarang atau mungkin dari dulu, banyak banget yang mengajarkan bullying. Dan mirisnya, rata-rata punya template begini: yang cakep, tajir, biasanya bully yang kurang cakep, dan/atau miskin. Akhirnya timbul persepsi: oh gw cakep jd boleh bully
Histori pernah dibully: banyak pelaku bullying yang dulunya pernah dibully. Entah di sekolah sebelumnya, atau bahkan di rumahnya sendiri. Mereka yang dibully menyimpan dendam dan melampiaskan ke orang lain yang lebih lemah dari mereka. “Ah mereka juga boleh, masa aku ga bisa”
Lalu gimana cara mencegahnya? Jujur, bukan hal yang mudah buat mutus rantai bullying. Misal sekolah udah berusaha, tapi iklim keluarga ga mendukung. Atau iklim keluarga udah bagus, tapi anak salah pilih temen. Tapi, susah bukan berarti ga bisa kan?
Cara terbaik emang mulai dari diri sendiri. Perbaiki diri, kontrol diri sebisa mungkin terutama ketika tidak menyukai suatu hal, dan ingatkan orang lain. Ingatkan orang terdekat, lalu minta orang lain mengingatkan orang yang lainnya juga untuk tidak membully.
Oke lanjut. Gimana cara cegah anak biar ga membully?
1. Kasih perhatian yang cukup. Ciptakan iklim keluarga yang menyenangkan. Biasanya pelaku bully kurang perhatian sehingga mencari perhatian dengan cara yang salah. Kalau belum punya anak, kasih perhatian ke orang sekitarmu :)
2. Tumbuhkan rasa percaya diri. Ini penting untuk pelaku dan korban ya. Biasanya pelaku justru kurang percaya diri akhirnya dia menunjukkan powernya dengan cara yang salah. Begitu juga korban, kurang PD akhirnya kurang mampu membela diri, tidak bisa menolak permintaan orang.
3. Dengerin anak cerita. Jadilah tempat ia bercerita, buat dirinya merasa dihargai. Selain itu kita juga bisa lebih cepet tau kalau dia punya masalah sama temennya kan? Kalau kita lebih cepet tau, kita jadi lebih cepet juga mencegah tindakan bullying kan?
4. Kenali lingkungan sekolah dan temen-temennya. Bukan bermaksud mengatur secara dominan, anak juga perlu mengambil keputusan sendiri. Tapi kita juga perlu tau, lingkungan dia di sekolah sehat ga sih? Temen-temennya baik ga sih? Dan kita juga harus jadi temen bagi temen anak kita
5. Ajari anak, atau mungkin diri sendiri/orang lain, untuk berkata tidak. Ini penting biar seseorang ga bersikap pasif. Ajarin anak juga buat selalu mengungkapkan perasaannya dengan baik. Ajari juga dia buat minta tolong ke orang lain di saat dia merasa ga nyaman oleh sesuatu
6. Ajari anak untuk tidak melakukan balas dendam, ke siapapun. Ajak dia untuk menjadi orang baik, bukan menjadi seseorang yang ga ada bedanya dengan orang yang dia benci. Arahin anak untuk “balas dendam” dengan cara yang sehat, untuk dirinya sendiri, bukan buktiin ke orang lain.
~ misal: arahin dia buat bikin prestasi yang baik, dalam hal apapun. Tapi ingetin ke dia, kalau prestasi ini untuk dirinya sendiri, agar dia bisa menghargai dirinya sendiri, bukan untuk orang lain. Karena kalau tujuannya buat orang lain, itu kurang bagus juga.
7. Cobalah untuk peka. Misal anak biasanya ceria, eh kok hari ini dia lesu? Diajak ngomong ga mau? Atau selalu cek barang-barangnya, ada yang rusak ga? Tanya gurunya, tanya temen-temennya, ada masalah apa? Sebelum semuanya jadi lebih parah dan susah diatasi.
8. Latih kemampuan komunikasi anak biar jadi pribadi yang menyenangkan. Aku pernah ngadepin kasus, dia sering diledekin temen-temennya. Aku tanya temen-temennya kenapa kok bully? Mereka bilang, abisnya nyebelin bu, diajak ngobrol ga asik. Nah mungkin kita bisa fokus ke situ juga.
9. Latih anak untuk bertoleransi juga. Kebanyakan orang membully orang lain yang “berbeda” dengan dirinya. Entah rasnya, agamanya, warna kulitnya, dll. Toleransi di sini penting banget buat dipahamin kita dan anak. Biar paham, perbedaan itu bukan hal yang perlu dipermasalahin :)
Comments
Post a Comment